Peningkatan Ekonomi Desa Banjaranyar dari Budidaya Maggot Milik Arky Gilang Wahab - Pengelolaan sampah masih menjadi permasalahan besar yang masih belum terselesaikan di setiap daerah, di Indonesia. Tempat pembuangan akhir semakin padat oleh tumpukan sampah. Sementara pengelolaannya belum maksimal di beberapa daerah.
Sosok Arky Gilang Wahab |
Kebanyakan dari sampah-sampah tersebut benar-benar tidak bisa lagi dimanfaatkan karena sudah bercampur antara sampah organik dengan sampah anorganik. Proses penguraian sampah yang sudah tercampur pun memakan waktu lama. Sehingga, bisa jadi, beberapa tahun ke depan, TPA daerah-daerah di Indonesia akan menjadi bukit-bukit sampah seperti yang ada di Bantar Gebang, Bekasi.
Kekhawatiran akan buruknya pengelolaan sampah membuat beberapa pemuda Indonesia bangkit dalam menggiatkan solusi untuk pengelolaannya. Di Bantar Gebang sendiri sudah banyak tempat-tempat di sekitar TPA yang menjadi lokasi pengolahan sampah. Dan ide untuk menjadikan bukit sampah sebagai sumber energi sedang didesak agar bisa terwujud dalam waktu dekat.
Sementara itu, pemuda daerah juga ikut serta menggiatkan solusi pengolahan sampah. Agar sampah di TPU tidak cepat menumpuk. Salah satunya dengan budidaya Maggot yang dikembangkan di Banyumas, Jawa Tengah.
Maggot dan Pengolahan Sampah Demi Keseimbangan Lingkungan
Organisme ini bernama Maggot atau biasa dikenal sebagai belatung |
Sisa-sisa tidak selalu sia-sia. Demikian juga sampah, meski bentuknya adalah buangan, ampas atau sisa dari barang yang tidak bisa diolah atau digunakan lagi. Nyatanya, masih bisa ditanggulangi dengan menggunakannya kembali atau daur ulang. Bisa juga dengan membudidayakan organisme yang mampu mengurai sampah bahkan sampai sampah yang sulit terurai.
Organisme ini bernama Maggot atau biasa dikenal sebagai belatung. Merupakan larva yang berasal dari jenis lalat hijau. Sekilas Maggot ini tampak tidak menarik. Padahal memiliki manfaat yang tinggi untuk keseimbangan lingkungan.
Namun, perlu diketahui perbedaan larva dari pembentukan alami dengan larva hasil budidaya terletak pada jenis lalat yang berkembang biak. Pada lalat hijau biasa, tentu kehadirannya bisa menyebabkan banyak penyakit yang tersebar akibat media perkembangbiakannya yang kotor sebab mengandung kuman dan bakteri. Sementara lalat khusus budidaya Maggot atau biasa dikenal dengan lalat BSF, perkembangbiakannya berasal dari media yang bersih. Sehingga proses pembentukannya dari telur menjadi Maggot pun terjamin.
Maggot sendiri punya nilai tinggi, sering digunakan sebagai pakan ternak unggas hingga ikan. Dan larva Maggot ini tidak menimbulkan penyakit bagi manusia, karena media perkembangannya yang bersih dan jauh dari kuman serta bakteri.
Selain berfungsi sebagai pakan ternak. Maggot ini bisa mengurai sampah organik dengan cepat. Bahkan, lebih cepat dari hewan pengurai sampah lainnya. Semakin cepat sampah organik terurai maka kelestarian lingkungan akan mudah juga terwujud.
Sosok Arky Gilang Wahab, Pemuda Indonesia yang Membangun Desa Banjaranyar
Arky Gilang Wahab |
Peluang inilah yang ditangkap oleh Arky Gilang Wahab, pemuda kelahiran 8 September 1986 di Banyumas. Lahir dan besar di Banyumas, membuat Arky prihatin dengan kondisi TPA yang mulai menggunung.
Dengan bekal ilmu yang ia dapat dari para pelaku budidaya Maggot yang tinggal di daerah Banyumas. Arky mulai menggerakkan masyarakat sekitar untuk ikut mengumpulkan sampah organik. Petugas kebersihan setempat yang bekerjasama dengan Arky juga ikut serta dalam pengolahan sampah ini dengan mengangkut sampah khusus organik dari sudut-sudut desa di Banyumas.
Dampak positif dari kegiatan ini yang pertama adalah tingkat kebersihan di kabupaten Banyumas meningkat. Kedua, sampah organik yang bisa diolah oleh Arky dan timnya mencapai lima ton setiap harinya. Dan sisa sampah yang tidak bisa terurai ini hanya mencapai 30% saja. Dan barulah sisa sampah yang tidak bisa terurai ini berakhir ke TPA.
Ketiga, sampah organik yang dikumpulkan untuk budidaya Maggot. Bisa mengurangi beban ekonomi masyarakat sekitar. Sebab, Maggot yang dihasilkan bisa menjadi pakan ternak mereka baik unggas sampai ikan. Bahkan, pakan ini termasuk lebih murah daripada pupuk kimia dan pelet ternak biasa. Protein pada Maggot ini lebih tinggi sehingga bisa membantu petani dan peternak mendapat hasil panen yang bagus.
Keempat, dari budidaya Maggot yang dikelola Arky, bisa membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar yang tidak punya lahan untuk bertani atau beternak. Sehingga, tingkat perekonomian di desa-desa terdekat mulai mengalami perubahan, tingkat kesejahteraan mereka pun mulai meningkat.
Kelima, dari budidaya Maggot ini, Arky membantu mengurangi polusi udara dari bau sampah yang tertimbun tanpa pengolahan yang tepat. Banyak warga yang terbantu dan tak lagi mencium aroma tak sedap semenjak budidaya Maggot milik Arky dibangun.
Usaha yang diinisiasi Arky ini tak hanya bisa menyeimbangkan lingkungan dari proses pengolahan sampah yang tepat. Tapi, juga bantu meningkatkan perekonomian usaha petani dan peternak yang merupakan mata pencaharian masyarakat sekitar. Melalui penyediaan pakan ternak dan ikan dengan harga lebih murah dari pupuk maupun pakan hewan yang biasa digunakan. Atas kontribusinya untuk lingkungan dan ekonomi Desa Banjaranyar, Arky Gilang Wahab mendapat apresiasi SATU Indonesia Astra Awards.
Wajar jika Arky bisa mendapat apresiasi dari ajang bergengsi Astra. Sebab, program budidaya Maggot yang dikelola Arky ini bukan hanya menguntungkan masyarakat Desa Banjaranyar saja. Tapi, justru menjadi gerakan yang membantu banyak pihak di wilayah kabupaten Banyumas dalam pengelolaan sampah dan peningkatan kesejahteraan warga. Salut dengan usaha Arky yang bisa menjadi inspirasi bagi pemuda Indonesia lainnya untuk ikut giat menjaga lingkungan dan juga tak malu membantu warga sekitar.
Referensi :
https://sindupaten-kertek.wonosobokab.go.id/postings/details/1038281/Sosialisasi_Pengelolaan_Sampah_dengan_budidaya_larva_maggot.HTML
https://online.fliphtml5.com/lsnfk/vpoe/#p=478
Edit foto by canva
terimakasih sharing infonya, Nyi.. jadi tahu dan terinspirasi dari kisah Arky dengan usaha magotnya.. semoga sukses selalu..
BalasHapusMasya Allah keren banget ya Arky, budidaya yang tidak banyak orang ngelirik, menjadi ladang rejeki dan amal. Karena ternyata apa yang dilakukannya membawa dampak kebaikan
BalasHapusSelalu salut dengan orang-orang yang bisa membawa perubahan di lingkungan sekitar, seperti mas Arky ini. Semoga usaha maggotnya makin berkembang dan membawa kebaikan lebih banyak bagi sekitarnya
BalasHapusInspiratif sekali. Bisa menjadi contoh positif bagi para pemuda yang lain, bahwa kita bisa berdaya untuk kesejahteraan masyarakat. Sudah pernah mendengar tentang budidaya magot ini, membantu menjaga kebersihan lingkungan.
BalasHapusKeren Arky. Semog semakin banyak pemuda Indonesia yg mmpu membuat usaha kreatif dan mendukung lingkungan.
BalasHapusBudidaya maggot ini kayaknya makin happening sejak pandemi ya mba. Alhamdulillah jika bisa membawa berkah bagi masyarakat dan lingkungan.
BalasHapusKepikiran banget ya..budidaya maggot hingga membawa Arky menjadi salah satu penerima penghargaan sekaligus bantuan dana dari Astra. Salut dan sukses selalu untuk langkah sederhananya membangun kabupaten Banyumas untuk kelola sampah demi meningkatkan kesejahteraan warga.
BalasHapuskeren nih Arky, idenya bermanfaat sekali, selain mengatasi masalah sampah juga meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar, mantap. Wajar kalau beliau ini mendapat penghargaan dari Astra
BalasHapusMasya Allah seru nih. Sebenarnya ada banyak cara untuk mengelola sampah dengan baik ya salah satunya menggunakan maggot ini
BalasHapusNah ini salah satu inovasi yang sangat membantu masyarakat untuk urusan sampah, apalagi bagi yang tinggal di kota besar, sampah menjadi masalah pelik yang sulit ditangani ditengah masih kurangnya kesadaran masyarakat untuk masalah sampah. Semoga inovasi semacam ini bisa dikembangkan dan menjadi solusi alternatif untuk mengurai masalah sampah.
BalasHapusWah keren banget ini
BalasHapusMasih muda tapi sudah banyak bergerak untuk sekitar
Sangat inspiratif ya
Saya baru tahu soal Magot ini dan ternyata jika dikelola dengan tepat oleh orang yang tepat malah jadi bermanfaat dan menjadi sumber penghasilan ya
BalasHapusKeren dan salut dengan inisiator yang berniat membawa perubahan untuk lingkungan seperti mas Arky ini. Dan sekarang mulai menjamur memang budidaya magot ini untuk mengolah limbah organik.
BalasHapusAku geli lihat ulatnya Mbak. Tapi keren nih bisa memanfaatkan sesuatu yang bagi sebagian orang sangat dihindari. Menghasilkan sesuatu yang bermanfaat pula. Inovatif sekali. Semoga dapat terus berkarya untuk kebaikan bersama.
BalasHapusKebetulan kami juga pernah ternak magot, Mbak. Memang ini usaha yang melestarikan lingkungan, menyelamatkan limbah sayuran rumah tangga, dan nyaris tanpa modal.
BalasHapusHewan manggot ini kayak ulat untuk pakan burung ya. Wah kalau hewan seperti ini dibudidayakan bisa berdaya warga sekitar
BalasHapus