Nggak Ada
Pernikahan yang Sesempurna Kisah Cinderella - Menikah adalah impian setiap perempuan,
Apalagi kalau dapetnya suami yang ganteng, kaya, humoris, setia, baik hati,
sayang keluarga dan romantis. Pokoknya paket komplit gitu deh. Tapi nyari
prince charming model begitu, di mana dong? Ayok cariin, biar aku cepetan nikah
#Eh lirik yang masih single fisabillilah. Emang punya suami model prince
charming begitu, hidupnya bakalan bahagia? Kalau dalam cerita dongeng sih iya,
endingnya selalu membahagiakan. Tapi tetep dong berprasangka yang baik, karena
pasangan yang baik untuk orang-orang yang baik pula.
Saya jadi kepengen membahas soal pernikahan, yang
bikin pernikahan bisa bahagia sebenarnya bukan hanya cinta. Karena perasaan
cinta bisa kadaluarsa, yang dibutuhkan
adalah saling pengertian. Memahami satu sama lain, dan menjaga komunikasi.
Karena komunikasi termasuk salah satu hal, yang bisa melanggengkan sebuah
pernikahan.
Semenjak menikah,
saya tidak pernah leluasa dalam melakukan segala hal. Kalau tinggal
berdua sama suami sih enak, tapi saya harus tinggal bersama mertua yang sudah
renta keduanya. Akhir-akhir ini pula dimaraknya pandemi corona datang, emak dan
bapak jatuh sakit bersamaan. Emak yang struk ringan, beberapa kali jatuh dan
menyebabkan ia tidak bisa jalan. Sementara bapak terkena paku nieng (berkarat),
akhirnya tetanus tangannya bengkak besar. Saya dan mas suami berdua yang
ngurusin di puskesmas, akhirnya emak harus rawat inap ke rumah sakit. Sementara
bapak bisa pulang, tinggal kontrol dua sekali, setelah operasi ringan.
Suami memiliki tiga kakak perempuan, yang namanya
anak perempuan pastinya ikut suami ya kan kalau sudah menikah? Maklum masih di
desa, tapi sebenarnya nggak sepenuhnya istri harus ikut suami. Beberapa teman
saya suaminya ikut istrinya, begitupun adik saya. Tapi karena suami anak
laki-laki yang terakhir, jadilah tonggak tanggungjawab beralih kepadanya dan
saya sebagai istri harus mendampinginya. Meski awalnya berontak, karena saya
pun juga punya orangtua yang harus dijaga. Ketiga anak perempuannya datang
kalau Emak lagi sakit doang, kalaupun datang bisa dihitung dengan itungan jari
dalam setahun.
Ujian Kesabaran untuk Naik
Level
Suatu waktu saya
dikejutkan oleh pesan WhatsApp yang masuk dari bulik suami, adik dari ibunya
beda ibu. Bagi saya tulisan itu sangat menyayat hati.
“Kamu setelah menikah
jadi berbeda, sudah nggak peduli keluarga!”
Semenjak saat itu saya
selalu berhati-hati dengannya, karena rumahnya pun hanya berjarak satu langkah.
Jadi ramah tamah yang selalu di keluarkan setiap harinya itu tipuan? Ehehe ...
tapi saya tetap berprasangka baik saja.
Kegiatan saya di luar rumah tersebut ya untuk meliput sebuah acara, kalau nggak
ada tugas liputan ya saya diam di rumah nggak kemana-mana. Mungkin dia nggak
tau saja, akhirya berkata demikian. Pada saat kami harus membawa emak ke
puskesmas, ternyata emak nggak bisa bonceng karena badannya lemes dan tubuh
emak itu gemuk. Jadi pilihan lainnya adalah dengna naik mobil, sementara yang
sering wara-wiri pesen mobil ya sebelah rumahnya itu, tidak lain ya saudaranya
sendiri eh .. tapi pas lihat kita kesusahan anaknya Cuma melihat aja. Ngasi
solusi tapi bukan solusi, akhirnya kami pilih naik becak. Yang serharusnya
becak itu nggak bisa, karena jaraknya lumayan jauh. Andai ojol sudah masuk di
desa suami, kami pasti sudah menggunakannya.
Hati saya kembali
teriris, saudara bukan sih? Pas doi sakit ya yang jagain mas suami, apa-apa
kalu butuh bantuan teriak manggil suami. Percaya nggak percaya, mas suami itu
seakan kepala rumah tangga tiga keluarga. Keluarga saya, keluarga buliknya,
keluarga anaknya buliknya, dan juga kepala keluarga orangtuanya ehehe ... empat
dong ya? Saya menggengam tangan emak erat di atas becak, seakan menguatkan kita
akan baik-baik saja emak. Emak pasti bisa jalan lagi, bisa sembuh dan sehat
lagi. Untungnya kok ada masker gitu lho, dan saya memakai kaca mata. Mata saya
yang berkabut, jadi terselamatkan nggak diketahui orang. Naik becak, dengan
tangis yang berderai membasahi pipi. Masker yang saya pakai untunglah menutupi
ingus yang berkali-kali jatuh, ehehe ... maap. Saya juga manusia, yang nggak
sempurna.
Sepanjang pandemi
corona, seminggu Emak rawat inap. Kami harus bolak-balik rumah sakit yang
jaraknya sejaman dari rumah, untunglah Mbaknya pada sadar kalau emaknya sakit.
Terus butuh bantuan untuk gantian jaga, dan sepulang jaga kami harus
melanjutkan menjahit orderan masker yang masuk. Allhamdulillah kami punya usaha
kecil-kecilan, bikin craft. Pemasukan kami dapatkan dari sana, selain menulis.
Di rumah juga ada warung kecil-kecilan yang butuh suplay dana juga, ternyata
hidup itu penuh perjuangan. Sampai di sini, ternyata ujian datang itu ibarat
kawan. Ujian satu hilang, datang yang lainnya untuk membuat seseorang semakin
kuat menghadang apapun yang ada di depan sana.
Rumah sakit yang
harusnya dijauhi, jalanan yang harusnya tidak dilewati, dan keputusan bijak
dari pemerintah #DiRumahAja hanya angan semata. Balik dari rumah sakit, kami
mandi, mengganti baju, melakukan pembersihan diri. Sebentar-sebentar kami
menggunakan handsanitiser dan cuci tangan, karena untuk melindungi diri. Was-was
dan cemas iya, tapi mau bagaimana lagi? Ada yang sakit dan harus dirawat kan?
Tapi Alhamdulillahnya, kami selalu positif. InsyaAllah, kita dilindungi-Nya,
hati saya mengatakan demikian.
Emak yang nggak bisa
jalan harus dibopong agar bisa ke toilet, kadang belum sampai toilet sudah
tercecer duluan. Ya urin, ya tinja, dan kami harus membersihkannya. Ya iyalah
siapa lagi? Kadang ada rasa jijik, dan suami yang membantu membersihkannya. Tapi
beberapa teman saya bilang, “Kamu beruntung bisa merawat orang tua.” “Kamu
beruntung diberikan amanah orangtua untuk dijaga, itung-itung belajar ngerawat
orang sakit.” Dan ibu juga berkata, “Yang sabar ya Wuk, ujianmu. Seperti halnya
anak adalah rejeki dan amanah untuk orangtua. Demikian halnya mertua.”
#DengarkanHatimu dan hati kecil saya selalu merasa nggak tega, melihat Emak
demikian. Emak yang sesekali nangis, karena nggak bisa jalan, bikin repot orang
dan lain sebagainya. Kami sama-sama terluka, tapi bedanya yang sakit bukan di
badan tapi di hati.
Terimakasih Emak, telah membesarkan suami yang
sabar, penyayang dan pengertian. Jika bukan atas didikanmu, dan kasih sayangmu
dia tidak menjadi demikian. Sebulan sudah pertahanan saya oleng, saya merasa
ritme hidup berubah, semua yang saya lakukan berbeda. Untuk mengerjakan tulisan
pesanan, pun butuh waktu yang agak lama.
Melakukan Perawatan
#DiRumahAja
Jujur saya bukanlan
menantu yang sempurna, saya sedang belajar untuk menjadi pasangan yang bisa
membahagiakannya dan juga ingin belajar menjadi
ibu yang baik untuk anak-anak nantinya. Pikiran negative selalu saya buang,
sejauh-jauhnya. Karena otak harus dibiasakan untuk diberi nutrisi, dengan
energi yang positif.
Pepatah bilang, “Change your word will change your world”,
(mengubah kata akan mengubah dunia). Saya belajar untuk merubah kata, menjaga
orang tua itu sulit menjadi (tidak mudah). Saya mengganti kata merawat orang
tua itu berat menjadi (tidak ringan) dan lain sebagainya. Manusia kadang
meletakan fokus kepada hal-hal yang tidak disenangi, seperti sulit, berat,
gagal, benci yang pada akhirnya kata tersebut menjadi nasib kita. Tapi
kebalikannya, hanya mengubah kata kita bisa mengubah pikiran bahkan dunia. Tinggal
belajar untuk mendisplinkan diri, berkata-kata yang baik. Selain berpikiran
positif apa lagi yang saya lakukan sih?
Saya merawat diri saya untuk selalu bersih. Kegiatan
#DiRumahAja tidak lantas membuat saya malas, saya mandi setiap pagi pukul
07.00WIB. Mandi dengan sabun wangi, dengan Sampo yang juga memiliki nutrisi
untuk kulit. Apalagi akhir-akhir ini rambut saya mengalami kerontokan yang parah,
akibat stress dan terlalu berpikir kemana-mana. Saatnya
menjadi pribadi yang luar biasa, sekalipun cobaan terus menerpa.
Memilih sampo memang
tidak bisa sembarangan, saya memercayakan pilihan kepada Emeron Hijab Clean & fresh yang mengandung Tea Tree Oil&mint. Ditambah dengan
teknologi Jepang Active Provit Amino,
yang memberikan kesegaran untuk rambut agar terhindar dari bau yang apek. Apalagi
untuk wanita berhijab macam saya, keadaan rambut yang tertutup mudah mengalami
masalah akan rambut, dari keringetan, kepanasan, yang akhirnya membuat kulit kepala jadi
gatal, lepek, berbau dan akhrinya helai perhelai rontok setiap harinya. Bisa
botak kalau benar-benar tidak dirawat dengan baik. Terlebih untuk wanita rambut
adalah mahkota.
Setelah mengaplikasikannya
pada rambut, menggunakan Emeron Hijab Clean
& fresh ini rasanya segar. Kulit kepala saya merasakan dingin dari
mint, dan lembut ketika diusap ke ujung rambut. Untuk wanginya? Hmm ... wanginya awet. Sehabis kramas
pun masih wangi, sampai beberapa hari. Beberapa kali mas suami kepo, saya
memakai sampo apa kok tumben wanginya tahan lama. #Ea ...
Semoga bapak dan emak lekas sembuh, memang kesehatan paling penting. menjaga kesehatan dari hal terkecil mulai dari rambut hingga kaki.
BalasHapusMakasih doa-doa baiknya, kamu juga ya Jix. Nggak pernah ketok sehat sellau ya!
Hapuspernikahan itu lifetime learning ya mak, pasti ada roller coaster feelingnya, tinggal gimana kitanya aja ngikutin
BalasHapusBener mba, semoga bisa banyak belajar di sini aamiin
Hapussemangat
Huaaaah, aku belajar banyak nih dari pengalamannya, Mba.
BalasHapusPercayalah, balasan atas setiap kesabaran akan setimpal kok
Semoga Allah senantiasa berkahi, dampingi dan selalu diberi rezeki ya,Mba.
Rajin rajin keramas aja, Mba. Biar rambut fresh dan wangi, pusing pusing go away! :)
Semangat mba saling belajar. Amiin ya Allah mba juga doa kebaikan yang sama untukmu
HapusSolusi stress dan pusing rajin keramas og ya mba
Namanya kehidupan berumah tangga, pasti kadang ada aja saudara yang suka ikutan usil ya. Btw aku senang loh sama masker kain buatanmu, selalu jadi andalan kalau keluar rumah. Nah, kalau habis dari luar tuh aku kebiasaan sekarang langsung mandi lagi dan biasanya keramas juga jadi sehari 2x kalau pas keluar rumah. Ini baru sadar kalau Emeron sekarang ada yang untuk berhijab juga.
BalasHapusMakasih banget ya Chie, udah dilarisin. Barokallah sehat selalu sekeluarga ya
HapusEmagn nih kalo sumpek aku pilih mandi biar sgeran ehehe dan sampo emeron membantu banget
Semoga selalu diberi kesabaran dan keikhlasan menjalankannya ya Nyi... Tenanggg Gusti Allah mboten sare.. semua pasti ada hikmahnya... semangaattt...
BalasHapusSiap kak Bismillah
HapusYa Allah mbak, saya nangis baca kisahnya. Tetap sabar dan semangat merawat mertua ya mbak, sabar ngadepin omongan saudara.
BalasHapusSiap mba, harus kembali bersemangat setelah down hehehe
HapusYa begitulah pernikahan. Suka banyak warnanya. Insya Allah bisa menghadapi semua rintangan yang ada :)
BalasHapusAamiin ya Allah semangat kita
Hapusiyaa.. sekarang aku pun mengurusi nenek yang udah makin sepuh. mohon doanya agar semua orangtua yang kita rawat sehat selalu dan panjang umur. aamiin
BalasHapusAamiin ya Allah ya Mol
Hapuskita semua diberikan kesabaran dan kekuatan dalam merawat dan membahagiakan
Pernikahan yg lurus2 aja justru hambar, Mba. Bersyukur lah Mba bisa mendapat kepercayaan dr Allah menjaga mertua. Ladang pahalanya banyak banget. Salah satunya kalau ikhlas, insyq Allah kelak anak2 Mba akan memperlakukan yang sama dengan Mba memperlakukan ke mertua.^_^
BalasHapusPernikahan itu memang unik banget. Dan untuk berada di dalamnya tetap "waras" harus ada kelapangan dada untuk belajar, belajar tentang apapun yang bakal dan yang terjadi di dal, pernikahan tersebut. Sehat sehat ya kalian, semua
BalasHapusMenyentuh banget mb ..memang ujian orang beda-beda. Namun meskipun tidak ringan, merawat orang tua banyak kebaikan yang akan kita dapatkan Insya Allah, semangat mb. Semoga segera sehat kedua mertua. Aamiin...
BalasHapussetiap orang dibei rejeki berbeda. Rejeki mbak lewat suami untuk menjaga Mertua. Insya Allah sama balasannya dengan menjaga orangtua kita.
BalasHapusAda yang lebih parah, adik iparku, mertuanya sudah dirawat tapi nyakiti dia terus, ngomel, marahin, dll kayak sinetron...dianggap (maaf) babu di rumah mertuanya. Suaminya kemana? ga berani membela dan cuma bilang ikhas dan sabar. Duh! Gondok aku lihatnya
Menikah itu menyatukan 2 persepsi dan pemahaman yang berbeda. Makanya disitulah kesabaran kita diuji. Belum lagi masalah dengan orgtua, ya mertua.
BalasHapusSemoga kita semua bisa melaluinya sampai kakek nenek ya.
Jadi ingat salah satu nasehat ( dari buku yang pernah kubaca), setelah menikah hidupmu bukan lagi hidupmu tapi lebur dengan kehidupan pasangan. Termasuk bagaimana menjga sikap, hati dsb. ada yang bilang juga kalau Pernikahan itu seperti melihat keindahan gunung dari kejauhan, untuk menikamti keindahannya kita harus melalui jalan terjal yang penuh tantangan. Semangat ya Mbak, semoga pernikahannya bahagia dan sakinah hingga jannah.
BalasHapusBener banget pernikahan kayaknya semua ga ada yang indah malah enakan pas masih single ah gitu deh harus banyak banget sabar
BalasHapusModal hidup bersama dalam pernikahan adalah doa, sabar, dan semangat berjuang. Insyaa Allah, Nyi dan Hadi kuat dan bisa menjalaninya. Dan merawat orang tua itu berkah banget sepanjang ikhlas melakukannya. Selalu ada pelangi setelah
BalasHapusYahhh kepotong, selalu ada pelangi setelah hujan badai, Nyi
HapusKonon katanya, kalau kita menikah dengan seorang lelaki artinya sama juga menikahi seluruh keluarganya. Sepaket katanya hihihi
BalasHapusSaya juga sudah hampir 3 tahun ini tinggal bersama mertua. Pastinya ada saja hal yang kurang sreg.
Tapi saya juga berpikiran sama kayak Nyi, kalau tanpa mertua, kita gak akan bisa mendapatkan lelaki yang terbaik untuk kita.
Itulah mba nyi Kita menikah otomatis menikahi kluarga nya Juga kadang hrs lapang menerima tetep semangat,,,
BalasHapusSetuju kalau kita nikah bukan nikahi suami saja, namun semua keluarganya jadi harus bisa nerima yah, thanks tulisannya beneran me reminder banget
BalasHapuspun pernikahan cinderella aja rumit loh, hahaha, tetap smenagat dong selagi msih ingin mempunyai rumha tangga, btw emeron hijab belum pernah aku coba, maulah nyobain nanti kalo sapo di rumah udah habis
BalasHapusBetul
BalasHapusMakanya aku beruntung bisa manfaatin skill yang ada dan ga setiap hari cuma nunggu dari suami
Kalau sudah gini, suami off 3 bulan mau ga mau kudu survive
Bener banget kak pas nikah bukan nikahin pasangan aja tetapi nikahan keluarganya jadi harus pahami keluarganya. Terkadang dalam keluarga pasangan suka ada yg nyebelin hahaha
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
HapusSemangaaat ya mbak Nyi. Semoga selalu diberi kesabaran dan kesehatan dalam merawat emak dan bapak mertua. Salut sama Mbak Nyi dan suami.
BalasHapusSaya juga pakai emeron Mba, tapi yang hijau sih, karena masalah rambut saya yang paling parah sekaranga dalah rontok, mungkin efek stres juga sih :D
BalasHapusDan emeron ini harganya keren banget sih :)
Tetap semangat ya mba, a little me time won't hurt, as simpe as having a good-hair-day! Send luv dan virtual hug unruk sesama perempuan <3 ^^
BalasHapusBaca ini jadi merenung banyak hal tentang pernikahan dan semoga terus langgeng ya mba
BalasHapusSemoga cepat sembuh ya Emak. Semoga Allah berikan keberkahan rezeki terus menerus aamiin. Semangat dan tetao rajin keramas pakai Emeron hihi. Aku juga pakai, wanginya mantul
BalasHapusSemangat yaa mbak! Semoga cepat sembuh emak dan bapak. Aku berasa ditampar sama kisah mbaknya. Jadi belajar banget nih. Yang penting tetep jaga kesehatan dan untungnya masih bisa perawaan yaa mbak, hehe
BalasHapusJadi ya mbak, sebenernya aku nggak tau kehidupan setelah Cinderella habis nikah apakah dia bahagia atau nggak, soalnya di film kan setelah nikah langsung tamat nggak ada lanjutannya. Aku yakin rumah tangganya pun nggak indah-indah banget. Hahaha!
BalasHapusSemoga cepet sembuh ya mbak buat orang tuanya. Langgeng buat mbak dan suami. Aamiin.
Setuju banget mba, memang tidak ada yang sempurna. Tapi sebagai dalam pernikahan kita bisa saling menjaga agar tercipta pernikahan yang sempurns.
BalasHapusSemangat mba
Subhanallah memang saat menikah kehidupan yang 'sebenarnya' baru betul-betul diuji. Ada yang ingin tinggal terpisah dari orangtua/ mertua namun keadaan belum memungkinkan. Semoga bakti Mba diganjar dengan pahala yang luar biasa dari Allah Swt. ya Mba.
BalasHapusSubhanallah sekali ceritanya.. Bikin hati ini cenat cenut. Mbak nya hebat 🙂 Semoga semua lelah nya diganti dengan yang lebih baik oleh Allah ya Mbak.. aamiin
BalasHapusTiap ujian klo lulus akan naik level jga mba jdi emang kudu sabar dan semangat...keep positive thinking ya mba
BalasHapusYa, Allah. Sabar ya, Mbak Nyi. Bahkan Cinderella pun di kisah aslinya ga semanis cerita di Disney kok, kehidupan pernikahannya
BalasHapusAku belum merasakan kehidupan pernikahan sih mbak. Tapi kayaknya emang bener kalo kehidupan pernikahan itu gak seperti di dongeng. Pasti ada saatnya susah dan senang, gak melulu senang wkwk.
BalasHapusPernikahan juga impian buat para lelaki yang sudah mengincar wanita nya sejak dini, setuju ga kak?
BalasHapusAnyway aku sendiri masih belum merasakan kehidupan setalh menikah itu apa, tapi kalo ditanya siap atau engga nya ya gimana ya siap siap engga engga wkwkwk
Masha Allah kuterharu bacanya... Insha Allah pahala buat Nyi dan suami yg sudah ikhlas mengurus ortu dan keluarganya.
BalasHapusIni sama spt keluarga kakakku yg suaminya satu2nya anak laki-laki 'yang bener'. Isi rumah kakakku ramai. Suaminya 4 bersaudara. Ibunya tinggal di situ. 1 kakak perempuan nitip anaknya yg masih kuliah di rumahnya (balik tiap weekend). 1 kakak perempuan sakit jiwa karena perawan tua tinggal di situ. Adik laki2 yg mantan pencandu dan pernah dipenjara serta agak sarap tinggal di situ. Untungnya kakakku kerja kantoran. Tapi rumah udah bukan miliknya sendiri. Perabot diatur mertua. Kulkas ada khusus punya mertua ga boleh diutak-atik. Mau masak ke dapur kudu nunggu sang mertua hengkang dari dapur dulu (kalo ga diomelin). Belum lagi cobaan kakakku punya anak autis. Sempet curhat kalo ga sabar dia bisa ikutan gila. Untungnya skr sang suami ngerti agama n mereka bisa saling menguatkan bersama. Kalo wiken keluarga kakak kerjaannya nginep di hotel or ke luar kota biar ga lama2 sama mertua n ipar2nya di rumah sendri.
yap menikah memang ga sesempurna kisah cinderella, tapi bisa mendatangkan keberkahan dan kebahagiaan tersendiri :)
Auto mewek baca tulisan ini.. Soalnya aku juga lagi rawat ortu yang sakit. Semoga kita diberi ketegaran dan semangat yg luar biasa dari Gusti Allah.. Semoga segala urusannya lancar.. aamiin
BalasHapusSemoga emak dan bapaknya lekas pulih dan kembali sehat ya. Setiap peristiwa dalam hidup, baik atau buruk pasti ada hikmahnya. Semoga kita menjadi orang yg selalu bisa bersyukur dan pandai melihat hikmah tersebut. Selalu sehat dan bahagia ya :)
BalasHapusSemoga emak bapak lekas membaik ya mbak. Saya selalu percaya bahwa sesudah kesulitan pasti ada kemudahan.
BalasHapusSemoga emak dan bapak lekas pulih kembali yaa Nyi. Sedih bacanya. Btw alhamdulilah ya suaminya nyi bisa menjahit ya. Mantap banget. Suka amazing gitu kalau lihat cowok bisa menjahit. Telaten banget ya.
BalasHapusMba, kenapa naruh bawang merah di tulisan ini? huhuhu.
BalasHapusSemoga bapak dan ibu mertua segera pulih yaaa...
btw foto2 berkebayanya cantiiik2. dalam acara apa itu mbak?
Semoga orangtuanya selalu sehat ya mba.
BalasHapusPernikahan itu memang warna warni. Bener banget udah nikah mah jangan ngomongin cinta, yang penting saling pengertian.
Setiap pernikahan memiliki ujiannya masing-masing. Terkadang, mengetahui kisah orang lain membuat kita menjadi bisa lebih kuat dan bersyukur. BTW aku suka banget lihat foto-foto berkebayanya. Luwes
BalasHapusBener banget namanya menikah emang itu ya ampun ada aja yah dramanya tetap sabar dan ikhlas
BalasHapusPunya pasangan yg sabar itu berkah banget loh, insyaallah kan nanti juga akan sangat sabar sama kita yg moodnya naik turun, sabar juga sama anak2 kita
BalasHapusSetuju, pernikahan butuh persiapan. Tidak hanya persiapan lahir dan batin saja, tetapi juga mental dalam menyikapi segala permasalahan dalam kehidupan berumah tangga. Insya Allah bersama pasangan bisa menghadapinya
BalasHapusGak mudah jadi menantu, butuh ekstra kesabaran kala harus merawat mertua ditambah jika saudara suami super menyebalkan. Tp q salut dengan mba �� semoga apa yg dilakukan bernilai ibadah yah mba ��
BalasHapusHeuheu itu pasti mba...happy ever after hanya ada di dongeng. Pernikahan pasyi banyak bumbunya termasuk bumbu tak sedap (perselisihan cekcok) tp selama bisa diselesaikan insyallah bisa bahagia layaknya cinderella hahaha
BalasHapusiya setiap keluraga punya perjuangan sendiri-sendiri ya mak. cuma emang enak kalau sampoan abis panas gitu jadi adem apalagi pakai emeron hijab ini
BalasHapusIya banget, pernikahan sempurna cuma ada di negeri dongeng. Semua pasti punya masalah sendiri. Yang pastinya bikin kita mumet. Tapi ini tentu gak menjadikan kita stres terus menerus. Pandai-pandai bersyukur adalah kunci biar tetap waras dan bahagia. Mengurus diri sendiri adalah salah satu cara menikmatinya.
BalasHapusTerimakasih sekali mba kata2nya, aku suka banget "change yuor word so youncan change the world. Sangat bermanfaat wejangannya
BalasHapus