Menebar
Kebaikan Bersama Karena Berbagi Kebaikan itu Indah - Pernah nggak sih kalian
ngalamin dan berpikiran, bahwa pasangan kalian saat ini adalah sebuah
kesalahan? "Jangan-jangan saya salah memilih pasangan hidup". Karena
keadaan setelah menikah, berbeda dari yang pernah dibayangkan sebelumnya. "Apa
yang harus saya lakukan sekarang? Bagaimana saya harus menjalani ini
semua?" Saat kita berpikir demikian, jangan-jangan pasangan kita juga
merasakan hal yang sama, lho! Berarti keduanya sama-sama saling merasa salah
memilih pasangan, iya apa iya? Kalau begitu bubar aja, weist! Jangan emosi
dulu, hehehe ...
Ketika terjadi konflik dengan pasangan, kita
cenderung merasa menyalahkan pasangan dan kita merasa berada pada pihak yang
benar. Dalam hal ini bisa diartikan, kita telah menuduh pasangan kita sebagai
pihak yang tidak bisa memenuhi keinginan kita. Saya pernah mengalami masa
demikian, ea ... sebab itu saya bisa
ngomong demikian.
Setelah menikah dan hijrah di kota suami, yang
notabene kota kecil dan aksesnya sangat terbatas saya mulai merasa agak
menyesal. Tawaran pekerjaan di kota kelahiran, terus saja menggoda dan
diperparah dengan keadaan internet yang lambatnya minta ampun. Saya yang
biasanya kemana-mana gampang, sekarang harus bisa menahan. Untuk menuju kota
saja butuh waktu setengah jam. Saya yang biasanya bisa mengakses internet dalam
sekian detik, kini terbalik semuanya serba lamban dan bikin emosi mengalami
trafik yang naik. Saya yang biasanya ngumpul dengan mudah bersama sahabat,
sekarang hal itu hanya menjadi impian belaka karena jarak yang cukup jauh. Saya
orang yang cenderung senang berkomunitas, jadi tidak memiliki satu orang pun
yang dikenal. Benar-benar mengawali semuanya dari 'nol'.
Curhatan saya di atas adalah pemikiran saya yang
dahulu, saya merasa ragu apakah saya salah memilih pasangan. Padahal yang perlu
saya lakukan adalah, membalikkan fokus. Dari dia, menjadi saya. "Apakah
saya sudah menjadi pasangan yang tepat untuk dia?" Apakah kita sudah
memantaskan diri, untuk mendapatkan pasangan yang terbaik yang dikirimkan oleh
Tuhan? Apakah diri kita sudah siap, untuk memiliki keyakinan kuat siapa pun
pasangan kita? Dan yang paling dibutuhkan adalah sudahkan kita membangun
kualitas? Yang mana hal tersebut paling mendasar. Harusnya kita berpikiran,
siapapun yang menjadi pasangan hidupnya dia harus merasa beruntung karena
memiliki dia sebagai pasangannya. Dan perasaan nyaman itu, ternyata harus kita
yang menciptakannya sendiri.
Beruntunglah saya menjadi pribadi yang bisa
beradaptasi dengan cepat, saya nggak bisa berdiam diri. Karena terbiasa
menjalin hubungan dengan orang banyak, saya mencari lingkaran dari hobi yang
saya tekuni. Seperti ngeblog, jualan, menulis dan lain sebagainya. Akhirnya
saya memiliki banyak teman, banyak komunitas, banyak tempat berkumpul yang
tentunya positif dan membuat saya produktif. Bagaimana dengan pasangan? Apakah
mendukung? Alhamdulillah, saya merasa Tuhan memang menyiapkan pasangan yang pas
untuk mendampingi saya dalam menjalani kehidupan. Bahkan banyak dari
teman-teman saya yang bilang, "Enak ya kamu, kemana-mana kerjaanya bareng
suami". Kurang bersyukur apa coba? Saya harus bilang kalau saya menyesal,
pernah merasa berpikiran kalau saya menemukan pasangan yang tidak tepat.
Menemukan Komunitas
Pengusaha yang Hobinya nolong sesama
Di kota saya tinggal dulu, saya bergabung dengan
komunitas Oemah Sedekah. Kegiatan kami adalah mengumpulkan donasi untuk
membantu kaum dhuafa, anak yatim, orang yang tidak mampu, mengumpulkan paket
sembako, paket sekolah dan lain sebagainya untuk dibagikan kepada orang yang
membutuhkan. Selain itu kami juga membuat program sekolah internet marketing,
kami juga mengadakan kajian setiap malam Jum'at. Tidak hanya berteman di dunia, kami juga memiliki
cita-cita juga bisa menjadi teman di surga. Aaamiin.
Di kota baru yang saya tinggali sekarang, saya
menemukan komunitas yang membuat saya tidak hanya berkembang di dunia tapi juga
mengumpulkan ladang pahala untuk bekal menuju sebenarnya manusia berada. MIFA
singkatan dari Milyuner Family, komunitas yang isinya orang-orang yang
berkecimpung dalam dunia jualan atau berdagang. Mereka juga memiliki tagline,
'komunitas pengusaha yang hobinya nolong sesama.' Kami saling bersinergi, dan
juga menanamkan pentingnya kebaikan berbagi.
Beberapa kegiatan Kebaikan Berbagi yang ada dalam program MIFA, adalah :
Senabung (Isi Nasi Bungkus)
Di rumah makan Mamah Yoek, ada etalase yang tidak terpakai. Atas
inisiatif Mamah Yoek, etalase tersebut diisi dengan nasi bungkus. Yang siapa
saja bisa mengambil, tentunya diperuntukan mereka yang kesusahan untuk makan.
Hal ini disampaikan di grup, karena banyak yang berminat untuk menanamkan
kebaikan berbagi akhirnya dibuatlah jadwal. Sehari ada 3 orang yang mengisi,
karena grupnya termasuk banyak membernya yang tidak kebagian bulan ini akan
masuk list jadwal di bulan depan. MasyaAllah.
Donasi Banjir
Karena di daerah yang kebanyakan anggota MIFA ini tinggal sering ada
banjir, kalau hujan. Jadilah kegiatan donasi banjir MIFA ini selalu diadakan.
Biasanya selain pengumpulan donasi uang, ada juga barang-barang. Nantinya kami
terjun ke lokasi banjir yang paling parah dahulu, kemudian di daerah-daerah
lainnya untuk dibagikan sembako, pakaian, nasi bungkus dan lain sebagainya.
MIFA Webinar dan MIFA
Belajar
Kegiatan yang bisanya dilakukan sebulan sekali pas kopdar ini, diisi
dengan berbagi kegiatan bergilir. Yang mahir english ya ngajarin english, yang
mahir bikin decoupage ya ngajarin yang belum bisa, yang mahir digital
marketing, yang punya kemapuan apa saja diberikan kesempatan untuk berbagi.
Saya pernah ngisi kelas kamis, dengan dunia menulis dan blog hehehe ...
Alhamdulilah berbagi itu indah.
Tamasyatim MIFA
Tamasya biasanya bersenang-senang ya kan? Hal ini pun dilakukan MIFA
demikian, tapi tamsayanya bareng anak-anak yatim. Mengajak mereka
bersenang-senang dan berbahagia intinya. Saya pernah mengikuti yang bekerjasama
dengan salah satu mall besar, saya bagian meliput dan dokumentasi. Mereka
diajak bersenang-senang, bernyanyi, menari, merasakan senangnya bermain di
wahana-wahana. Melihat mereka tersenyum, rasanya adem sekali dan saya sampai
menangis pas mereka pulang kan dibawakan bekal paket sekolah, makanan dan uang
santunan. Rasanya nyes banget, pas mereka salaman dan mencium tangan kami.
Semoga selalu diistikomahkan, kami untuk melakukan kebaikan berbagi, aamiin.
Donasi Sembako
Untuk yang berdonasi, tidak wajib dipatok berapa. Semuanya yang penting
ikhlas. Kalau donasi sembako biasanya dibagikan kepada orang-orang yang tidak
mampu. Orang-orang duafa, yang sebelumnya sudah disurvey.
Bazar MIFA
Karena isinya pengusaha yang gemar berdagang, MIFA sering diudang untuk
mengisi bazar. Nanti bisanya koordinasi, siapa yang mau mengisi. Saya belum
pernah ikutan, karena bisanya seringnya bazar makanan. Tapi saya lebih yang ke
incip-incip, hehehe ... bagian yang main-main ke stand bazar MIFA untuk
meramaikan.
Donasi Masker dan Hand
Sanitizer
Setiap momen apapun, MIFA bergerak dengan cepat. Tidak ada yang
namanya, kok iuran terus nggak ada. Karena semuanya diniatkan untuk kebaikan.
Siapa yang mau berdonasi bebas. Di tengah pandemi saat ini, kami juga melakukan
donasi kebaikan berbagi, dengan membagikan masker dan hand sanitizer. Biasanya
ini dilakukan di jalanan, untuk menyadarkan orang-orang pentingnya menggunakan
masker dan rajin untuk mencuci tangan.
Donasi Parcel Ramadhan
Setiap momen bulan puasa, member MIFA juga melakukan donasi parcel
lebaran dan Ramadhan untuk mereka yang membutuhkan. Biasanya sudah disurvey
lebih dahulu, benar-benar tidak mampu atau tidak. Agar donasi kebaikan
berbaginya tertarget, benar-benar disasarkan kepada yang hidupnya tidak
berpunya.
Donasi Memborong jualan
orangtua
Saat salah satu dari kami jika menemukan penjaja makanan yang sudah
renta, atau sepuh di jalanan. Biasanya ada yang laporan, memfoto pedagang
tersebut dan MIFA bersama mencarikan solusi agar pedagang tersebut terbantu.
Kegiatan Donor Darah Bersama
Contoh kebaikan sosial yang digalakan MIFA, jujur sangat banyak sekali.
Saya sampai kadang heran, ini komunitas emang nggak ada matinya untuk
memkampanyekan kebaikan berbagi. Saya yang meskipun kalau donasi tidak
seberapa, juga merasa ikutan bahagia dan lega. Tapis sayangnya setiap kali
mengadakan kegiatan donor darah, saya nggak pernah keterima hahaha ... Takut
kena jarum suntik, #eh, yang benarnya sih karena BB dan kata dokternya memang
tidak mencukupi syarat untuk mendonorkan darah hehe.
Donasi untuk Zakat
MIFA bukan hanya komunitas biasa, tapi juga sudah memiliki rekening
bersama yang digunakan untuk menjembatani mereka-mereka yang ingin berdonasi.
Tidak hanya itu MIFA juga membantu anggotanya untuk menunaikan zakat, dengan
tepat agar rejekinya kita bersih dan sehat. Kalau ada dari kami yang masih
bingung soal perhitungan zakat, biasanya kami menggunakan aplikasi kalkulator
zakat yang dimiliki oleh Dompet Dhuafa karena perhitungannya akurat.
Ngapel (Ngaji Malam)
MIFA juga sering mengadakan kajian agama, biasanya dilakukan setiap dua
minggu sekali. Karena ini masih pandemi, sementara kegiatan ngapel ditiadakan
untuk mencegah wabah menular. Tapi kami tetap melakukan ndarus Al-Quran, bersama-sama lho. Bikin semangat buat ngaji terus, dan khatamin Al-Quran. Berlomba-lomba dalam kebaikan di bulan Ramadhan. Alhamdulilah senang sekali rasanya, menemukan orang-orang yang nggak hanya mikirin dunianya, tetapi juga akhiratnya.
“Tulisan ini diikutsertakan dalam Lomba Blog Menebar Kebaikan yang diselenggarakan oleh Dompet Dhuafa”
Posting Komentar
Posting Komentar