Pengalaman Sederhana Memanfaatklan Layanan Publik diStasiun Surabaya Pasarturi -
Menurutmu apa arti sebuah perjalanan? Tentang diri sendiri, kah? Tentang
berbagi lebih banyak? Atau tentang melonggarkan hati yang selama ini sesak?
Yang jelas perjalanan, membuat kita merasakan rindu akan rumah. Rindu dihadiahi
pelajaran dan alasan mengapa kita bisa bertemu dengan seseorang di sebuah
perjalanan.
Tahun
2018 lalu, saya pernah melakukan perjalanan yang lumayan jauh. Saya pergi ke
Jember karena mendapatkan undangan untuk mengexplore tempat-tempat eksotis di
sana, bersama 14 blogger lain yang datang dari belahan bumi berbeda.
Karena
terkendala budget yang tipis, saya memilih beberapa jalur perjalanan kereta
yang harus transit di setiap kota. Perjalanan yang saya mulai dari stasiun
Pekalongan, dari sana saya harus transit di stasiun Semarang selama 7 jam untuk
menunggu kereta malam yang datang dari Jakarta. Setelah itu saya harus transit
bermalam menunggu pagi buta di stasiun Surabaya, barulah dari Surabaya
perjalanan berlanjut ke stasiun Jember.
Bermalam di Stasiun Surabaya Gubeng
Awalnya
saya sempat bingung antara stasiun kereta api Gubeng dan Pasarturi, ternyata
keduanya beda jalur kedatangan. Kalau yang dari stasiun Pasarturi biasanya
lewat jalur Utara, seperti saya yang dari Semarang, Jakarta, Pekalongan.
Sementara yang Gubeng kereta yang lewat dari jalur Selatan, seperti dari Madiun
atau Jogja. Kerena tujuanku ke Jember pada saat itu, harus naiknya dari Gubeng.
Hampir
pukul 02.00 WIB saya sampai di Pasarturi, dan memutuskan untuk langsung ke
Gubeng saja meski pada akhirnya saya mampir dulu ke warung makan yang ada di
Surabaya yang terkenal atas seseorang kenalan yang bertemu di kereta. Bagaimana
saya tidak jatuh cinta dengan Surabaya? Ada saja orang-orang yang saya temui,
dan mereka dengan senang hati mengajak jalan. Meski pertemuan pertama kami
hanya di sebuah gerbong kereta.
Perut
yang kenyang membuat saya lumayan lega, karena bisa senderan di emperan depan
stasiun kereta api Gubeng. Oleh bapak Satpamnya, saya tidak dimarahi meski
beliau memberikan tatapan. Mungkin beliau tahu, saya adalah orang yang sedang
melakukan perjalanan panjang dan butuh tempat buat senderan hehehe ... maka beliau memperbolehkan
saja, toh pintu masuknya sudah tutup. Karena kereta saya masih pukul 05.00 WIB,
dan takut terlambat saya memilih posisi yang pas berada di pintu masuknya. Cari
yang aman, karena sendirian. Walaupun pada akhirnya saya tidur ala ayam,
sebentar melek sebentar merem untuk jaga-jaga supaya tidak ketinggalan kereta.
Soalnya alarm kadang tidak berlaku, bagi orang-orang yang merasakan lelah dan
kantuk luar biasa, ya kan? Itulah pengalaman saya bermalam di stasiun Surabaya
Gubeng, yang nyaman meski diemperan.
Untunglah Masih Satu Jam Lagi Waktu Menunggu
Sepulang
dari Jember dalam perjalanan kereta menuju Gubeng, saya memesan tiket dengan
tergesa-gesa. Waktu yang saya perkirakan sudah saya duga agak mepet, saya
menyempatkan diri dahulu untuk makan dan sholat di depan stasiun Gubeng.
Rencana untuk mampir berkeliling sebentar kandas, apalagi untuk berfoto dengan ikon
buaya yang gede itu, gagal total hehehe
... kerena takut terlambat.
Ojek
online yang sudah marak di Surabaya langsung saya pesan, tergopoh-gopoh saya
mencari layanan umum di stasiun Pasarturi. Karena merasa tidak percaya diri dan
takut akan keterlambatan waktu itu. Saya menunjukkan booking tiket yang saya
pesan online, pegawai menatap saya dengan pandangan agak terkejut sepertinya.
Saya melihat dari ekspresinya waktu itu.
"Oh
ini, masih satu jam lagi, Mbak," ucap pegawai stasiun itu dengan ramah dan
tersenyum. Hatinya cantik, secantik parasnya. "Mbak boleh duduk di ruang
tunggu, kalau takut terlambat," tegasnya memberikan intonasi pada kalimat,
'kalau takut terlambat'. Sepertinya
Mbak pegawai tahu saya sendirian dan takut ketinggalan.
Tapi
waktu menunggu satu jam masih lama, hmm
... tidak saya pikir lama lagi saya berputar mengelilingi stasiun kereta
Pasarturi. Ada kereta api yang sengaja di pajang di area taman, langsung jadi
sasaran saya untuk berfoto. Ketika sudah sampai di dalam kereta pun saya juga
berpose, untuk mengabadikan kenangan bahwa saya pernah mampir lho ke Surabaya hehehe ... Saya juga meminta bantuan mas
masinis untuk memotretkan saya di depan palang kereta dengan tulisan Surabaya
Pasarturi. Entah kapan saya bisa singgah ke sini lagi, yang jelas momen ini
harus diabadikan dalam jepretan kamera.
Demikianlah
kehidupan, kadang tidak berjalan sesuai dengan keinginan kita. Meski begitu,
tidak perlu menyalahkan diri sendiri maupun orang lain. Yang jelas, apapun perjalanan yang kita
lalui, adalah terjadi karena campur tangan-Nya. Dia tahu yang terbaik. Seberapa
jauh perjalanan yang pernah kamu tempuh dan seberapa menggembirakannya
perjalanan tersebut. Yuk ceritakan! Terima kasih atas layanan publik di stasiun
Surabaya, baik Pasarturi maupun stasiun Gubeng. Bagi pendatang seperti saya
yang ketakutan ketinggalan kereta, terima kasih sudah menenangkan kepanikan
ketika itu dan memersilakan dengan baik untuk duduk di ruang tunggu. Terima
kasih untuk kekuatan Tuhan yang sudah dengan baiknya menjaga, dalam setiap
perjalanan. Mari selalu berprasangka baik, terhadap apapun yang ada di hadapan
kita. Salam. (*)
Penyelenggara Acara Humas Surabaya :
Twitter : @banggasurabaya
Instagram : @surabaya
Facebook : Bangga Surabaya
Sumber Tulisan :
Pengalaman pribadi
dan dokpri
Edited foto sendiri
by Canva
Aku kageet pas di Pasar Turi tiba-tiba klakson kereta yang dipajang di depan Stasiun berbunyi 😄, ya allah.. heheheh
BalasHapusWhuaaa, ternyata dirimu watu itu transit d Sby tho Mbaaaa
BalasHapusTahu gitu aku samperin ke Gubeng :D
Besok2 misalnya ada trip kayak gini, kabarin aja ya.
kalo lagi selo, insyaAllah daku ampiri
Petugas layanan publik sekarang memang ramah2 dan sangat membantu ya, nyi.
BalasHapussudah lama banget gak merasakan stasiun Kereta Pasar Turi lagi jadi kangen Surabaya nih.. semoga ada waktu dan kesempatan ke Surabaya kembali
BalasHapusWah keren inap di Gubebg. Aku Dulu sering ke Gubeng mba, kunjungi teman di dekat Galaxy mall.
BalasHapusWah asyik banget pengalamannya
BalasHapusSemoga menang ya
Aku sepertinya belum pernah pakai stasiun ini. Paling pol Gubeng, Wonokromo sama stasiun semut. Eh pasarturi udah Ding sekali doang dan lali macem apa suasana di sana
BalasHapuskenapa pas awal aku bacanya stasiun pasutriiiii? wkwkkw
BalasHapusAKu belum pernah ke Surabaya naik kereta. So far selalu jalur darat, tapi pake mobil.
perjalanan terjauh aku naik kereta pas ke solo dan jogja. Yaa searah dan deket banget itu. Berangkat malem, paginya udah nyampe deh. Tapi enak juga keretanya. bersih.
Memoriable bgt ya mbak. Setidaknya jadi pengalaman yg tak terlupakan. Sampe bisa tidur2 ayam di stasiun utk nunggu kereta
BalasHapusKlo pas nunggu agak lama di gubeng bisa jalan2 ke monkasel atau ngadem di delta plaza..
BalasHapusKlo di pasar turi bisa jalan2 ke jalan semarang, berburu buku
Kayaknya sekarang boleh aja ya nginap di ruang publik kayak ruang tunggu stasiun atau bandara. Aku juga pernah tidur di bandara karena takut ketinggalan pesawat. NYI, kalo sendiri, yang motoin siapa tuh, hahhaaa kepooo
BalasHapusstasiun kereta api Gubeng ini populer juga ya. Sering banget denger tapi belum pernah singgah. Semoga bsok bisa Napak kesana. Kalau pas jalan2 ke Surabaya. Hehe
BalasHapusLooo....kotaku, rek!
BalasHapusMashaAllah~
Aku biasanya turun di Gubeng, Nyi...tapi wes suwii ra tau nitih kereto.
Apakabar Surabayaku?
Apa dia tertanam indah (kenangan) di hatimu, cantik?
Kirain stasiun nya Surabaya cuma satu doang ternyata ada 2 hehehe. Ini kaya stasiun kiaracondong sama stasiun bandung nya klo di Bandung hehehe
BalasHapusAlhamdulillah, pengen ke Sby lagi. Soalnya kemarin belum sempet Explorer Surabaya
BalasHapusBeneran deh ini informasi bermanfaat banget,kebetulan memang cari informasi train ke Surabaya dari Jakarta. Bingung mau turun di stasiun mana gitu, eh ini jadi tahu mana yang Gubeng maupun Pasarturi. Sekarang makin enak naik kereta ya kan, fasilitas juga makin bagus gitu.
BalasHapus