Napak
Tilas Tugu Mylpaal di Pekalongan Sebagai Cagar Budaya Indonesia - Pekalongan
merupakan salah satu destinasi wisata yang banyak diburu oleh wisatawan. Baik
wisatawan lokal maupun wisatawan mancanegara, karena Pekalongan dikenal dengan
julukan kota batik. Bahkan grup musik fenomenal SLANK, juga membuat lagu dengan
lirik, ‘Kota Batik di Pekalongan, bukan
Jogja, bukan Solo’.
Tugu Mylpaal sekarang, potret diambil 20/11/2019 |
Branding kuat inilah yang melekat pada
Kota Pekalongan, sebagai World's City of
Batik dan juga Kota Pekalongan mendapatkan predikat kota kreatif UNESCO dalam
kategori Crafts & Folk Art pada
Desember 2014. Tidak heran saya sering menemukan bule belajar membatik di
Pekalongan. Selain itu Kota Pekalongan juga memiliki kawasan Heritage, yang
terbentuk secara historis dan aspek sejarahnya sangat kuat.
Nah, umumnya di setiap daerah di
Indonesia, mempunyai titik nol kilometer yang berbentuk prasasti atau monumen
di mana fungsinya sebagai penanda jarak atau bisa juga dikenali sebagai objek
wisata. Seperti halnya titik nol kilometer yang ada di lapangan Jetayu,
Pekalongan ini. Tepatnya sebelah timur yang menjorok agak ke selatan. Tugu
Mylpall titik nol kilometer ini, dibangun pada era klonial masa Gubernur
Jendral Herman Willem Deandels
pada Agustus, tahun 1809. Yang merupakan tonggak ukuran Nol Kilometer
sebuah kota memulai perkembangannya.
Pagi ini sebelum mudik ke Kendal, saya
melewati titik nol kilometer yang ada di Pekalongan, banyak orang wara-wiri
memutari titik nol kilometer untuk jalan-jalan menghirup udara pagi. Bahkan
sepagi ini aktivitas masyarakat kota Pekalongan, sudah ramai hingar bingar
kendaraan berlalu-lalang. Bangunan kecil berbentuk kotak, mirip dengan bus
surat jaman dahulu tersebut berdiri kokoh di trotoar depan revitalisasi tulisan
Km 0 Pekalongan yang besar.
Menurut sejarah yang saya baca, Tugu
Mylpaal di Kota Pekalongan ini adalah peninggalan dari proyek pembangunan Jalan
Raya Pos Jawa atau Rute De Gorote Postweg.
Yang dibangun pada masa Gubernur Herman Willem Deandels dan ternyata
bangunan mungil MylPaal tersebut merupakan Bangunan Cagar Budaya yang dimiliki
oleh Kota Pekalongan.
Dalam bahasa Belanda sendiri Mylpall
terdiri dari dua suku kata, Myl dan Paal. Myl mempunyai arti satuan panjang, jika
dalam Indonesia berarti 1 mil = 1, 609
km. Sementara Paal mempunyai makna tiang penanda. Jika disatukan kedua suku
kata Myl
dan Paal,
Mylpaal
memiliki makna (titik nol kilometer). Untuk perhitungannya sendiri,
misalnya dari Jetayu menuju arah ke pantai berarti nolnya dimulai dari tugu Mylpaal
tersebut.
Tugu Mylpaal lebih dekat |
Tugu Mylpaal dibangun dari
bata merah dan semen, ukurannya hanya 1 Meter x 0,5 Meter merujuk dari buku
Inventasirs BCB Kota Pekalongan tahun 2017. Yang membuat saya takjub, ternyata
Titik Nol Kilometer kota Pekalongan ini adalah titik tengahnya Pulau Jawa dari
Anyer sampai Penarukan menilik acuan dari jalur Deandels.
Sebelum sebagus sekarang, dan diberikan
tambahan berupa pagar yang bertuliskan, 'Km 0 Pekalongan', tugu Mylpaal hanya
terlihat seperti sebuah tugu biasa. Bahkan bangunannya sempat rompal, dan
terkena corat-coret vandalisme anak-anak yang tidak bertanggungjawab. Dua kali
hal itu terjadi, pada tugu Mylpall kota Pekalongan. Pemerhati sejarah di
Pekalongan, otomatis tidak terima dan dengan hal tersebut. Mereka langsung
gerak cepat, mengecat kembali Tugu Mylpall dengan cat warna putih atas seizin
dinas yang terkait.
Sebagai orang-orang yang mempunyai rasa
kecintaan terhadap tanah air, apalagi terhadap Bangunan Cagar Budaya di
Pekalongan tentu saja menyayangkan insiden tersebut. Kalau menurut Dodit
Mulyanto, Pelawak yang dikenal lewat stand up Comedy Indonesia, yang berasal
dari Blitar bilang, "Orang jahat itu berasal dari kebodohan". Ketika
dia menyaksikan dengan mata kepala sendiri, Candi peradaban Majapahit
dicorat-coret oleh oknum yang tidak bertanggung jawab. Meski sudah ada palang
bertuliskan, dilarang naik dan dilarang dicorat-coret masih aja ada yang
merusaknya. Begituhalnya dengan Tugu Mylpaal yang ada di Pekalongan ini, yang
sempat terkena aksi vandalisme.
Tugu Mylpaal kena aksi vandalisme, pic by cintapekalongan |
Alhamdulilah sekarang Tugu Mylpaal sudah
diberikan batasan dan perlindungan rantai yang tidak boleh asal dipegang. Hal
tersebut untuk menghargai proses pembuatan dahulu, yang penuh dengan dedikasi.
Ada hikmah yang terbangun dengan kejadian tersebut, setidaknya kini Mylpaal
sebagai titik nol kilometernya Pekalongan semakin dirawat dan diberikan
penambahan sehingga menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat.
Banyak wisatawan yang berfoto di 0
kilometernya Pekalongan, di situ juga diberikan keterangan bahwa revitalisasi
tapal penanda titik nol kilometer yang dibangun oleh Jendral Herman Willem
Deandles Agustus 1809, tersebut di Pekalongan diresmikan langsung oleh Walikota
Pekalongan, Bapak H.M.Saelany Machfudz S.E pada 20 Oktober 2018. Kini, Mylpaal
sudah bersanding dengan KM.0 Pekalongan, sehingga nampak semakin cantik dan
menarik saja Kota Pekalongan ini.
Revitalisasi titik Nol Kilometer kota Pekalongan |
syahdunya Tugu Mylpaal di pagi hari |
Mylpaal juga sering menjadi spot andalan
saya di video atau foto ketika mengulas tentang sejarah kota Pekalongan. Tugas
kita sebagai generasi penerus bangsa, adalah wajib melestarikan dan merawat dan
mempertahankan keberadaan Bangunan Cagar Budaya yang pernah ditinggalkan oleh
pendahulu kita. Hal ini agar menanamkan rasa memiliki, dan cinta pada tanah
air. Yuk mengedukasi dan menyosialisasikan Cagar Budaya yang ada di daerah kita
masing-masing, kepada masyarakat semakin luas lagi. Agar sejarah, ilmu
pengetahuan dan kebudayaan senantiasa berkesinambungan tidak tergerus zaman
begitu saja. Coba hitung, sudah berapa bangunan cagar budaya yang ada di kotamu?
(*)
Mari Berpartisipasi pada Kompetisi
"Blog Cagar Budaya Indonesia: Rawat atau Musnah!"
|
Kenali Cagar Budaya Indonesia Lebih dalam Melalui Kanal ini :
Instagram : @cagarbudayadanmuseum
Website : kebudayaan.kemdikbud.go.id/
Alamat : Komplek Kemdikbud Gedung E Lt.4.
Jln. Jenderal Sudirman Senayan Jakarta 10270
Email : kebudayaan@kemdikbud.go.id
Telepon : (021) 5731063, (021) 5725035
Sumber tulisan :
Buku Investari
BCB Kota Pekalongan Tahun 2017
Foto by dokpri
edited by photoscape
Benar saja, vandalisme ini memang kadang merusak keindahan benda yang sudah ada dengan mencoret-coret di sembarang tempat. Padahal kalau aksi vandalis mereka lebih kreatif bisa kan mencoret dengan indah di tembok-tembok yang kosong, bukan di tugu atau bangunan-bangunan yang ada pemiliknya (note:pagar rumah orang). Suka gemes sih yang begini.
BalasHapusSedih sama orang² yang seenaknya ngelakuin vandal ... Mudah²an tempat2 bersejarah semacam ini mendapat perhatian khusus di hati masyarakat
BalasHapusKalau di tengah jalan memang sering jadi mangsa vandalisme ya. Hufft
BalasHapusAku kesel ih dengan vandalis, kok ya sempat-sempatnya nyoret unfaedah gitu. Ga ngerti apa tujuannya.
BalasHapusMylpal kalo dibikin jalur jalan-jalan kayak kota lama semarang cakep nih, mbak Nyi. Di sekitarnya banyak bangunan lama kah?
Memang suka heran sama orang yang tangannya jahil, coret-coret benda-benda cagar budaya. Untunglah sudah ada upaya pencegahannya ya mbak
BalasHapusLihatnya sedih tugu malah dicorat coret gitu ya mbak. Kecuali di tempat tertentu untuk street art. Btw aku lho entah berapa th belum pernah ke pekalongam lagi
BalasHapuslucu namanya MylPaal. Ternyata ada maksudnya...Duuh gemes ama yg vandalisme begitu...
BalasHapusAku jadi mengenal lagi salah satu cagar budaya di Pekalongan lewat tulisan ini...kapan2 kalo pas main ke sana mau nengokin lokasi tugunya ah
BalasHapusSetiap kota memiliki cagar budaya yang menjadi penanda sejarah ya Nyi. sudah tugas kita semua untuk membantu melestarikannya. No vandalisme, itu jahaaatt....
BalasHapusNamanya unik ya Nyi, tadi aku sempat susah spell mylpaal.
BalasHapusAku gemes ih lihat coretan di tugu itu, bener ya orang jahat itu berawal dari kebodohan
wah baru tahu ada tugu itu, kapan-kapan kalau ke pekalongan mau lihat langsung ah, meski sedih ya ada yang coret hiks
BalasHapusSenang melihat Mylpall ini semakin cantik sekarang. Semoga tetap terawat hingga anak-cucu kita tetap dapat menelusuri sejarahnya
BalasHapusAku to belum pernah secara khusus meluangkan waktu main ke Pekalongan gitu..paling lewat doang, jadi penasaran sama salah satu monumen bersejarah di kota Pekalongan ini. Sama pengen banget main ke Museum Batiknya.
BalasHapusSebel lihat yang kena vandalisme. Emang kudu diajarin etika tuh sejak dini ya,biar nggak kek gitu.
BalasHapusBtw aku baru tahu mylpaal=titik nol kilometer 😆 lumayan ya dibikin tugu. Aku lihat di sini cuma ada prasasti biasa
Walaupun kecil namun tugu ini punya sejarahnya sendiri ya mbak. Gemes juga kalo ada yang coret2. Alhamdulillah sekarang sudah ada pembatasnya
BalasHapusini gimana sih bacanya? milpal atau mailpal? 😄 baru denger loh aku ada sebutan khusus tugu 0 KM di Pekalongan. sayang kok jadi sasaran aksi vandal yah, nyebelin banget yang begini ini
BalasHapus